PSIS (Persatuan Sepakbola Indonesia Semarang), ya club sepakbola yang bermarkas di Semarang ini memang dapat mencuri hatiku hingga aku jatuh hati hehe..
Sejak kecil, hmm SD kiranya aku sudah sering di ajak ayahku nonton PSIS, mungkin juga gara2 itu aku mulai tertarik pada tim sepakbola ini.. Ya memang dari kecil aku suka dengan yang namanya sepakbola. Aku juga pernah menjadi bagian Sekolah Sepakbola yang ada di kotaku. Hmm dan kebiasaanku nonton bolapun masih berlanjut hingga sekarang, sampai ayahku tidak ada lagi waktu buat nonton bola, akupun seperti meneruskannya.. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
SMP aku mencoba nonton sendiri, naek bus hingga "mbonek" pun pernah aku lakukan. Suka duka pernah kualami hanya demi PSISku tercinta. Setelah cuma jadi penonton biasa, mulai SMA aku mulai mengenal yang namanya "Supporter". Yap, suporter beda dengan penonton, jika penonton hanya menonton dan peduli saat tim lagi jaya, kalo Suporter mendukung saat tim saat senang maupun susah, semua dilakukan demi tim tercinta.
Berawal dari niatan nonton Band The Changcuters waktu itu di Gor Jatidiri, acara khusus buat Cangcut Rangers dan Panser Biru (sebutan suporter PSIS Semarang) yang diadakan oleh cola-cola. Waktu itu saat pulang setelah nonton konser tersebut, aku dengan Danu temanku boncengan dengan motor. Saat di tengah perjalanan tiba2 rantai motor patah, dan sempat berhenti mendadak di tengah jalan hingga pengendara motor lain menabrak motor kami. Sempat terjadi cek cok antara aku, temanku dan pengendara tersebut, hingga akhirnya rombongan suporter yg abis nonton konser tadi mendatangiku, mungkin karena aku bawa atribut seperti baju, dan syal PSIS. Mungkin karena liat sekumpulan suporter mendatangi, pengendara tersebut langsung saja kabur (dalam hati seneng banget, selameet haha). Dan setelah itu aku di tanya2in macem2 oleh sekumpulan suporter itu, hingga tau kalo aku anak Ungaran, pas banget mereka juga Panser Biru dari Ungaran. Sampai akhirnya punya nomernya dan gabung dengan organisasi mereka. Dan sampai sekarangpun aku masih menjadi bagian dari mereka.
Panser Cah Ndaze, sebutan atau nama Panser Biru yg berasal dari Ungaran yang merupakan singkatan dari Panser Cah Ungaran dan Sekitarnya. Disana aku mendapat banyak sekali pelajaran, pengalaman yang tak terlupakan dalam hidupku. Di Tribun Selatan tempat kami menyaksikan PSIS berlaga, tempat kami dimana bernyanyi bersama, senang sedih bersama mendukung tim kami. Di saat kami tour bersama ke luar kota, kehujanan, kepanasan, kelaparan, semua dialami bersama-sama. Saat dimana aku mengerti arti teman yang benar2 teman. Membantu kita saat terjatuh dari truk, saat saling bahu membahu melawan musuh yang anarki, saling berbagi makanan ala kadarnya, dan masih banyak lagi. Dimana disana aku menjadi mengerti apa arti kekompakan, kebersamaan, kekeluargaan, dan bagiku Panser Biru lebih dari keluarga besar. Yang dimana di setiap rekannya merupakan sudah seperti keluarga sendiri.
Aku bangga menjadi Panser Biru, aku tak perduli apa kata orang tentang Suporter, yang katanya cuman bisa bikin onar.. Tetapi mereka ga pernah tau apa yang ada di dalam sebuah suporter sendiri, mereka tidak pernah merasakan sedekat apa kita dengan yg lainnya, kebersamaan yg kita miliki, kekompakan dan masi banyak lagi. Seorang suporter terlatih untuk menjadi sosok yang setia, loyal dan tahan banting. Seharusnya kita tidak hanya memandang suporter dari sudut pandang yg negatif, masih banyak hal2 positif yg perlu kita tau.
Melihat Suporter dari pandangan yang sportif, pandangan dari seseoarang yg begitu mengagumi sebuah olahraga sepakbola dan begitu dalam mencintai klub sepakbola yang dicintainya. Suatu nilai yg didalamnya terkandung nilai-nilai semangat pantang menyerah dan tanpa pamrih mendukung klub sepakbola yg ia bangga2kan...
Salam Loyal Tapi Pintar.. :)

.jpg)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar