Selasa, 04 Desember 2012
Tipe-X dan SKA
Menyaksikan
aksi grup musik Tipe X di salah satu stasiun televisi swasta beberapa
waktu yang lalu, mengingatkan kembali penulis pada sebuah genre musik
yang pernah berjaya di negeri ini. Musik yang pernah berdiri bak
pahlawan di puncak podium, berceramah mengenai musiknya sekaligus
menolong jiwa anak muda untuk berdansa kesana-kemari pada akhir dekade
90-an dan awal 2000-an. Musik ini Digemari sampai kita pun pasti akan
mendengarkan dendang musik ska dalam radio maupun televisi atau bahkan
di tempat lain yang kita tidak pernah duga. Tak ada satu pun acara yang
tidak menampilkan musik yang mempunyai beat yang dinamis yang tidak bisa
tidak kaki kita serasa ingin ikut bergerak ber-pogo ria mengikuti
hentakan irama musiknya. Ditambah lagi dengan dandanan musisi atau
penikmatnya yang fashionable dan semuanya terangkum menjadi sangat
meriah dan indah. Begitu dielukan sampai banyak berdiri grup musik yang
membawakan musik jenis ini, kemunculannya pun seperti jamur di musim
penghujan. Dengan jumlah personil-personilnya yang lebih dari cukup
untuk ukuran band-band Indonesia lengkap dengan formasi brass section,
dalam kenyataannya ini turut membuat hentakan di denyut jantung panggung
musik nasional. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan trend musik
yang berganti, musik ska sekarang hanya menjadi sebuah kartu dalam
deretan katalog musik Indonesia yang menunggu adakah lagi orang yang
meliriknya kembali atau arsip bekas yang lama kelamaan akan berdebu
tergores oleh waktu yang memang tidak kenal kompromi. Para punggawanya
pun seakan-akan seperti tembok berlin yang runtuh batanya satu persatu
pada tahun 90-an atau juga berubah dengan mengubah jalur musiknya
menjadi musik yang berbeda. Berbicara mengenai musik ska, musik ini pada
mula-mulanya adalah musik yang berasal dari Jamaika yang lahir pada
dekade 1960-an. Dalam perjalanan waktu musik ini pun tentakelnya
menjalar kemana-mana, masuk ke negerinya Ratu Elisabeth dan negeri paman
Sam dan mengalami tiga gelombang perkembangan di akhir 1960-an dan
1980-an.Dekade pertama, Tahun 1962 saat dimana inggris menjanjikan
jaminan secara tak terbatas kepada para imigran yang berasal dari
negara-negara persemakmurannya, kerusuhan ras pun terjadi disaat itu
musik ska dan reggae sedang populer. Musik tersebut dibawa dari jamaika
oleh banyak musisi dan produsen yang ikut berimigrasi, termasuk The
Trojan. imej rudeboy diperbaharui menjadi 2 jenis musik yang masih
tergolong baru di inggris yaitu reggae dan punk oleh band The Clash.Di
Inggris mulanya ska dikenal sebagai bluebeat dan kemudian dikenal
sebagai rocksteady (Rocksteady adalah bagian cerita lain: Rocksteady
kemudian melahirkan musik Reggae. Popularitas musik Reggae di Inggris di
sebarkan olehSkinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi musik Reggae dan
lirik-lirik lagunya cenderung bertemakan ajaran Rastafari dan pandangan
Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub','Dancehall', dan
seterusnya). Element utama musik ska adalah drum, rythem, bunyi brass
(trumpet, trombone),kesemuanya dirangkumkan maka terlahirlah irama musik
ska. ska mulai dipopulerkan oleh golongan mod dan rudeboys dengan imej
tersendiri memakai hat (topi popeye) dan mengendarai skuter (vespa)
Dekade Kedua, pada tahun 1979 seperti Jerry Dammer mendirikan 2tone
records. keinginan Dammers layaknya Prince Buster di awal tahun 60-an
yaitu menciptakan sesuatu yang baru, hitam dan putih menjadi simbol.
lahirlah yang dinamakan dengan 2tone ska. Dekade Ketiga, pada dekade
ketiga ini juga terdapat hal-hal yang tidak pernah ada pada awal
gelombang pertama (beberapa diantaranya ada yang tidak pernah
dimengerti) seperti "straight edge" dengan logo "X' ditangan, boneheads,
OI/SKA, Skinhead Against Racial Prejudiced (SHARP's) juga konsep-konsep
'sell outs'. ada beberapa aspek diantaranya yang belum berubah : Ska
masih menjadi musik kalangan remaja, setiap pertunjukan Ska dapat
disaksikan oleh segala umur dan tidak terlalu mahal untuk
mengakomodasikannya. disamping itu juga Ska masih membentuk beat yang
unik dan harmonis walaupun digabungkan dengan unsur-unsur musik lainnya
dan orang-orangnya pun masih banyak yang menikmatinya. .Musik ini pun
menjelajah dan akhirnya sampai ke daratan Indonesia pada awal 1980-an.
Musik ini menjadi lahan inspiratif bagi keragaman musik Indonesia (Eris
Djarot, Chrisye dan Jockie Soryaprajogo kabanrnya pernah mengekreasikan
unsure musik ini di lagu Resesi), ska pun kemudian menemukan tempat
berteduh di komunitas Underground pada dekade 1990-an. Di komunitas
“bawah tanah” ini pula musik ska bertemu dengan teman sepermainannya
seperti musik thrash metal, death metal, dan musik non mainstream
lainnya. Mereka bergerilya bak Che Gueverra dari satu panggung kota ke
kota lainnya merangkul grup-grup musik, dari kampus ke kampus , dari
sekolah ke sekolah menghimpun massa dan fans.Dan di tahun 1997,
grup-grup yang mengambil jurusan spesialisasi musik ska ini mulai
bermunculan. Namun mereka masih menyanyikan lagu-lagu dari kelompok
favoritnya dari Amerika dan Inggris. Baru setahun kemudian mereka mulai
berani menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Dan mulai pertengahan 1998
hingga hampir tahun 2000 ska pun mengalami Booming di berbagai kota di
nusantara. Pergerakan cepat perkembangan musik ini ditandai ketika pihak
major label membawanya dari panggung underground ke panggung tingkat
nasional. Dengan bantuan media massa, televisi dan radio sebagai media
promosi yang ampuh, musik ini pun dengan cepat diterima secara luas. Ska
menjadi semacam endemik akut yang bisa menjakiti anak muda yang gatal
tangannya untuk membuat grup musik. Grup musik ska pun bertebaran
dimana-mana seperti baju-baju di pasar tumpah. Televisi semakin suka
menayangkan video klip dan pertunjukan musik Ska, merchandise yang
berbau Ska pun dibuat dan stiker-stiker ska tak jarang pula melekat di
punggung-punggung mobil atau pun truk. Bagaimana dengan kiprah grup
musiknya sendiri, adalah Tipe X, Shaggy Dog, Noin Bullet, Wastafel
merupakan salah satu contoh band-band Ska yang berkibar pada masa itu.
Untuk yang pertama rasanya tidak pas apabila tidak menyinggung grup
masih yang eksis sampai detik ini, grup musik itu adalah Tipe X. Grup
musik ini sewaktu Ska berkembang secara bombastis menjadi grup yang
harus menjalani konsernya hampir setiap hari. Seperti yang penulis kutip
dari majalah musik yang terbit kala itu, setelah meluncurkan album
Skaphobia pada Agustus 1999 Tipe X langsung menggeber tur promonya dari
kota ke kota dipulau Jawa. Lajunya pun tidak berhenti di pulau ini, Tipe
X pun menjajal ke panggung-panggung di luar pulau Jawa, Ujung Pandang,
Jambi, Padang, dan kota lainnya merupakan contoh kota yang pernah
disinggahinya. Seperti jatuh tertimpa tangga pula, permintaan konser
yang semakin meningkat juga diiringi dengan penjualan kasetnya yang
melonjak. Selain menggenjot penjualan kasetnya di dalam negeri, album
Tipe X ini pun akan dirilis di Malaysia dan Singapura. Laris manisnya
album ini menunjukkan bahwa bisnis musik ini tengah memasuki masa panen.
Tak ketinggalan juga Shaggy Dog grup musik asal kota gudek ini yang
sekarang pun masih tegak berdiri, album Shaggy dog pun mengalami
peningkatan walaupun masih beredar dengan sistem indie. RNB dengan
Wastafel-nya juga merangkak naik, lewat albumnya yang semula diedarkan
melalui cara Indie namun akhirnya masuk ke major label dan dirilis ulang
Pops, label rekaman yang menaungi Tipe X juga menggarap album grup ska
lainnya, yaitu Kindergarten. Sementara itu Sony Music Indonesia juga
telah bersiap untuk masuk ke kancah musik se-genre dengan menggarap
album Jun Fang Gang Foo. Begitu juga dengan dengan Warner Music
Indonesia, yang juga merulis album Bebas grup musik ska asal Bandung dan
Noin Bullet. Dari kota Solo, grup Teddy Bear pun ngebut merampungkan
album mereka. Di luar itu masih banyak grup musik ska yang tengah
mematangkan musik mereka dan grup-grup baru pun bermunculan. Di
Yogyakarta sendiri pada masa itu sudah ada sekitar 20-an gruo musik ska.
Sebut saja beberapa nama seperti Black Sky, Traffic Light, Joys Island
dan Terplunk. Di daerah lain seperti Malang ada grup musik yang
mempunyai nama unik yaitu Ibu Kita Skartini. Ada pula MBDPH (entah apa
singkatannya), Di selatan pulau jawa tepatnya di Purwokerto pun ada band
yang juga memilih nama yang nyeleneh seperti Skarepe, di kota Bogor ada
Error. Di ibukota sendiri puluhan grup musik ska bermunculan, salah
satunya yang juga mempunyai nama yang aneh adalah Kethoepat Skayur.
Rotorcorp label yang dimotori oleh bassis Suckerhead Krisna J Sadrach
ini juga meluncurkan album kompilasi ska.Dengan title album Ska Klinik,
Rotor tampaknya memboyong kampung ska karena dalam album ini Rotor
menyuguhkan 11 grup musik ska dari beberapa daerah seperti Jakarta,
Bandung, Bogor, Bekasi, Yogyakarta dan Solo. Nama-namanya pun cukup unik
dengan beberapa diantaranya memajang vokalis wanita. Ada Es Coret,
Spidol, UFO, Jet Coester, Why Not, Teddy Bear, Rolling Door, Bom Bom
Car, No Smoking, Having Fun dan Pinochio. Musiknya pun beragam ada yang
ska murni, ska-core hingga ska punk. Bermunculannya grup-grup ska itu
diikuti pula dengan kegilaan fans-fans mereka. Di panggung-panggung
konser, para maniak ska berkumpul dan memasang atribut-atribut yang
bersinggungan dengannya, topi pet, dasi, jas, dan tak lupa ada koper,
celana pendek kotak-kotak, atau baju Hawaii, juga rambut pun dicat
pirang. Sampai-sampai seperti yang penulis lansir dari majalah itu
menceritakan ada sebuah kalender bergambar karikatur orang berjoget ska,
si penjual kalender itu berteriak ”Ini kalender ska baru dan murah,
kalender musik anak muda sekarang” dan para pengamen pun ikut
memeriahkannya dengan menyanyikan salah satu lagu ska yang tengah naik
daun, minus terompet mereka bernyanyi dan berska ria seperti layaknya
rude boys yang gila. Wartawan musik asal Amrik Lynnea Mee pun sampai
terheran-heran melihat pengemar musik di Indonesia dan grup musik yang
begitu bergairah pada jenis musik ini, musik ini dapat tumbuh dan
bekembang tanpa ada akarnya disini. Namun begitulah keunikan dari
Indonesia, musik Ska ini pernah terbang melintas ke angkasa musik negeri
pada masa itu layaknya meteor yang datang dengan seketika namun dampak
guncangannya bisa sangat luar biasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar